Subsidi PPnBM, Bank Mandiri Sambut Positif

JAKARTA – Mulai 1 Maret 2021, pemerintah mulai memberlakukan subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Kebijakan tersebut diharapkan mendorong penyaluran kredit kendaraan bermotor.

Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, perseroan melihat stimulus tersebut sangat positif guna mendorong sisi permintaan masyarakat. Terutama pada kepemilikan kendaraan bermotor.

“Tahun lalu, baki debet kredit kendaraan bemotor Bank Mandiri tercatat turun menjadi Rp29,8 triliun dari Rp35 triliun pada tahun 2019,” ungkap Rudi, kemarin.

Penurunan yang terjadi memang sejalan dengan melambatnya penjualan kendaraan motor dan mobil yang dibiayai Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF). Namun, perseroan melihat keberhasilan program vaksinasi dan efektivitas vaksin masih akan menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Jika berhasil, optimisme masyarakat meningkat dan konsumsi masyarakat diperkirakan akan tumbuh positif.

Bank Mandiri memang berharap penyaluran kredit kendaraan bermotor melalui Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance bisa tumbuh positif tahun 2021 ini. Untuk mendukung itu, perseroan memanfaatkan kekuatan basis nasabah Bank Mandiri di wholesale, baik corporate commercial maupun kelembagaan, dengan mengejar potensi payroll atau pegawai.

“Kita juga mengoptimalkan joint program marketing, khususnya dengan dealerdealer rekanan, untuk memberikan promosi yang menarik kepada nasabah,” paparnya.

Dari data Bank Indonesia, tercatat kredit kendaraan bermotor turun 24,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp107,3 triliun pada Desember 2020. Penurunan pada bulan Desember lebih dalam dari November 2020 yang terkoreksi 22,8 persen yoy.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan stimulus pembebasan PPnBM diberikan pada mobil yang diproduksi dalam negeri di bawah 1500 cc yang merupakan mobil dengan target pasar kelas menengah bawah. Sementara itu, kelompok menengah bawah yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19, mengalami penurunan daya beli.

“Diperkirakan stimulus pembebasan PPnBM tersebut, juga didorong dengan penurunan ATMR kredit, sehingga tidak akan signifikan meningkatkan pembelian mobil. Berbeda bila yang dibebaskan PPnBM kendaraan mewah yang diproduksi di dalam negeri yang target pasarnya adalah kelompok menengah atas yang masih punya daya beli,” ungkap Piter.

Piter tetap mengapresiasi lahirnya stimulus tersebut. Karena akan mendorong pembelian dan penyaluran kredit kendaraan bermotor, meski tidak akan besar.

“Kelompok menengah yang masih memiliki daya beli, besar kemungkinannya memanfaatkan kesempatan untuk membeli kendaraan. Walaupun sekali lagi tidak akan cukup besar,” imbuhnya.(****)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *