Kinerja PT SBI Turun, Tertolong Ekspor Semen yang Melonjak
JAKARTA – Penurunan kinerja PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/Perseroan) terjadi untuk konsumsi pasar semen domestik. Penurunan volume penjualan semen dan terak SBI dari 11,9 juta ton pada tahun 2019, menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 11,6%. Sementara itu, kenaikan hanya diperoleh dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502 ribu ton pada tahun 2019, menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 198,1%.
Kondisi tersebut disebabkan pandemi Covid-19 yang membayangi kinerja SBI sepanjang tahun 2020. Peningkatan jumlah kasus positif yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat, serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/Perseroan) Aulia Mulki Oemar, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan di Aloft Hotel, TB Simatupang, Jakarta, Selasa (30/03/2021)
“Program efisiensi yang dijalankan perseroan sepanjang 2020, mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8%. Perseroan mampu meningkatkan Laba Sebelum Bunga & Pajak Penghasilan dan akhirnya mencetak Laba Bersih dari Rp499 miliar pada tahun 2019, menjadi Rp651 miliar pada tahun 2020 atau sebesar 30,4%,” ungkap Aulia.
Aulia menambahkan, penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton menjadi dari 1,5 juta meter kubik pada tahun 2019 menjadi 874 ribu meter kubik pada 2020 atau sebesar 41,8%. Demikian juga untuk sektor bisnis agregat, turun dari 2,3 juta ton menjadi 614 ribu ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2%.
“Penurunan volume ini berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp11,1 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp10,1 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 8,6%,” jelasnya.
Sedangkan laba kotor naik dari Rp2,9 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp3 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 3,4%. Hal sama terjadi pada EBITDA, naik dari Rp1,8 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp2,5 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 39,5%.
Tahun ini, perseroan memiliki strategi uang akan dijalankan. Seperti rencana kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC), upaya pemerintah menggalakkan program vaksinasi, serta program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” katanya.
“Inovasi-inovasi yang dilakukan sepanjang 2020 untuk menyokong operasional, terbukti efektif mempertahankan kinerja positif di tengah pelemahan pasar semen nasional. Kami terus fokus menggarap potensi-potensi lain seperti digitalisasi untuk proses bisnis dan operasional yang efisien, serta melanjutkan rencana kemitraan strategis dengan TCC untuk pengembangan produk dan membuka peluang perluasan pasar melalui pengembangan produk-produk inovatif yang ramah lingkungan,” papar Aulia.
Perusahaan juga memulai lagi kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk beberapa proyek perbaikan jalan dan jalur Transjakarta menggunakan produk SpeedCrete serta proyek revitalisasi jalur pedestrian dengan produk beton ThruCrete. Selain itu, perusahaan terus bermitra dengan pelanggan melalui inovasi produk beton ApexCrete untuk konstruksi lantai bangunan industri dengan produktifitas serta kualitas hasil yang sangat tinggi. Beberapa proyek besar yang menggunakan ApexCrete, antara lain pembangunan lantai pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), seluas 7 hektar di Cikarang, Jawa Barat serta IKEA di Bandung, Jawa Barat.(****)