OJK : Ada Rencana Akuisisi Dan Merger Pelaku Bisnis Multifinance
JAKARTA – Musim merger dan akuisisi di perusahaan multifinance Kembali lagi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima laporan merger dan akuisisi dari perusahaan multifinance. Setidaknya, ada empat perusahaan yang bakalan melakukan kegiatan akuisisi. Berikutnya, ada dua perusahaan yang bakalan merger.
Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK, Bambang W. Budiawan mengatakan, aksi itu merupakan upaya strategis dari masing-masing perusahaan menjalani bisnis kedepannya. Hanya, Bambang tidak membuka soal isu di antara empat perusahaan tersebut ada nama PT BFI Finance (BFIN) yang digadang-gadang akan diakuisisi PT Bank Jago Tbk (ARTO).
“Nama perusahaan tidak bisa saya sebut, karena akan mempengaruhi kesepakatan harga para pihak, kecuali mereka mempublikasikan diri,” kata Bambang, Senin (19/04/2021).
OJK mencatat ada 23 perusahaan multifinance atau sekitar 13,29% dari total perusahaan multifinance yang belum memenuhi ketentuan terkait dengan permodalan. Ketentuan yang berlaku soal permodalan adalah pemenuhan ekuitas minimal Rp 100 miliar atau pemenuhan rasio modal sendiri terhadap modal disetor minimum 50%.
“Di antara 23 perusahaan multifinance tersebut, tiga di antaranya sedang dikenakan pembekuan kegiatan usaha,” ungkap Bambang.
Ia mengaku, OJK sudah mendorong perusahaan multifinance untuk melakukan beberapa upaya strategis. Agar mereka segera bisa memenuhi ketentuan permodalan tersebut.
“Perusahaan multifinance bisa melakukan penambahan modal dari pemegang saham existing, kerjasama dengan strategic investor, maupun upaya strategis lain yang relevan untuk dilakukan,” papar Bambang.
Multifinance bakal banyak menerbitkan surat utang. Relaksasi di industri otomotif membuat multifinance membutuhkan uang untuk menggenjot pembiayaan. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi perusahaan multifinance akan lebih banyak mengeluarkan obligasi di kuartal tiga tahun ini.
Berdasarkan data Pefindo, tahun ini industri multifinance sudah menerbitkan surat utang dengan total nilai mencapai Rp 862,5 miliar. Adapun, pembagiannya meliputi obligasi yang senilai Rp 732,5 miliar dan medium term note (MTN) senilai Rp 130 miliar.
Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan, relaksasi di sektor otomotif memberikan ruang bagi perusahaan multifinance untuk meningkatkan pembiayaan dan memberikan tren yang meningkat untuk menerbitkan surat utang. Penerbitan surat utang baru bakal banyak dilakukan kuartal III-2021.(****)
Spot on with this write-up, I truly feel this amazing site
needs a lot more attention. I’ll probably be back again to see
more, thanks for the advice!