PT HSK Sumsel Peroleh Sertifikat ISPO dari TSI International Certification
JAKARTA – Salah satu komoditas unggulan sektor pertanian adalah industri perkebunan kelapa Sawit dan pengolahannya. Industri tersebut menyerap banyak tenaga kerja dan cukup membantu masyarakat. Terlebih saat pandemi Covid-19, industri sawit masih eksis, di tengah banyak industri yang gogrok berkurang atau tutup.
Industri perkebunan kelapa sawit tidak hanya mampu menggerakkan roda perekonomian lokal dengan menyerap tenaga kerja setempat. Namun pengelolanya juga harus mengaplikasikan konsep keberlanjutan. Yakni, prinsip 4P atau Planet, People, Profit, dan Prosperity. Prinsip 4P tersebut merupakan lingkaran yang saling berhubungan dan dikembangkan secara berimbang, sehingga bisa tercapai tujuan keberlanjutan usaha seutuhnya.
Ke-4 prinsip tersebut ada dalam Permentan mengenai sistem perkebunan kelapa Sawit berkelanjutan Indonesia.
PT Hanuraba Sawit Kencana (HSK) merupakan perkebunan kelapa sawit seluas 3.072 hektar yang beroperasi sejak 2009 di Desa Manggar Jaya, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Kegiatan utama perusahaan ini adalah pengelolaan kebun inti dan plasma Kelapa Sawit dengan produk utama Tandan
Buah Segar (FFB). Kini, PT HSK sukses meraih sertifikasi ISPO dan lebih cepat dari proyeksi awal yaitu pada tahun 2022.
Sertifikat ISPO yang diperoleh dikeluarkan TSI International Certification. Artinya, perkebunan PT HSK telah menerapkan prinsip dan kriteria yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 11 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Pencapaian ini juga sesuai visi dan misi PT HSK. Yakni, menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi, fokus kepada sumber daya manusia (SDM), sehingga terwujud perkebunan yang berkelanjutan dalam proses dan pertumbuhan usaha.
Proses mendapatkan sertifikat tersebut cukup panjang dan tidak mudah. Sejak 2019, perusahaan melakukan Gap Analysis, melengkapi seluruh administrasi perijinan yang disyaratkan, menerapkan tata kelola perkebunan yang baik, serta menerapkan prinsip dan kriteria ISPO.
PT HSK juga mendapat pengawasan (audit), baik dari pemerintah daerah dan juga lembaga sertifikasi untuk mengecek apakah kewajiban sudah dijalankan dengan baik dan tidak ada pelanggaran dalam prakteknya. Pembinaan juga terus dilakukan agar tujuan dari Sertifikasi ISPO yang diinginkan pemerintah, pemangku kepentingan lain, bisa terpenuhi, sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
Direktur Utama IMC Plantations Hari Witono mengaku bangga atas perolehan sertifikat ISPO oleh PT HSK. Hari mengucapkan selamat pada tim di PT HSK atas kerja keras dan semangat mendapatkan sertifikat ISPO ini.
“Kami di IMC Plantations berkomitmen dalam menerapkan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dengan mengacu pada prinsip dan kriteria ISPO,” ungkap Hari, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, perolehan setifikat ISPO merupakan awal yang baik dan diharapkan pada tahun berikutnya perkebunan IMC Plantations lainnya yang memulai proses sertifikasi juga bisa segera mendapatkan sertifikat ISPO sebagai bentuk komitmen perusahaan mewujudkan kelestarian ekonomi, sosial, dan lingkungan, sejalan dengan upaya PBB mengkampanyekan sustainability dengan bersandar pada 3 Pilar yaitu Profit, People, dan Planet.(****)