Forpi Kota Yogyakarta : Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berjalan Lancar

YOGYAKARTA – Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta kembali melakukan pemantauan terhadap proses pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di sejumlah sekolah tingkat SD di Kota Yogyakarta, Rabu (22/09/2021).

Pada pemantauan hari ketiga PTMT tersebut, Forpi Kota Yogyakarta mendatangi tiga sekolah sekaligus. Yakni, SDN Lempuyangwangi, SD Muhammadiyah Bausasran, dan SDN Puropakualaman. Forpi Kota Yogyakarta sendiri menurunkan empat orang, yaitu Wahyu Wijayanta, Baharuddin Kamba, Umi Hidayati, dan Fakhruddin AM.

Dari hasil pemantauan di SDN Lempuyangwangi Kota Yogyakarta, untuk siswa kelas VI SD ada tiga kelas yang digunakan sebagai PTMT. Masing-masing kelas diisi 14 siswa. Sementara, untuk siswa kelas V disiapkan tiga kelas untuk digunakan.

Kepala SDN Lempuyangwangi Kota Yogyakarta Esti Kartini mengatakan, pelaksanaan PTMT tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan pembagian 50 persen sesuai ketentuan.

“Bagi siswa yang sedang sakit diminta untuk tidak masuk sekolah. Pihak sekolah dalam hal ini guru pengampu mata pelajaran memfasilitasi siswa yang berada di rumah dengan siswa sistem daring,” ungkap Esti kepada tim Forpi Kota Yogyakarta.

Demikian juga bagi orangtua siswa yang belum mengizinkan anaknya berangkat ke sekolah, tidak ada paksaaan dan pihak sekolah memfasilitasi pembelajaran secara daring.

“Bila ada orangtua yang menjemput anaknya, anak-anak dipanggil melalui pengeras suara,” imbuhnya.

Pemantauan di SD Muhammadiyah Bausasran Kota Yogyakarta juga menemukan hal yang sama. Para  siswa masuk dengan kapasitas maksimal 50 persen. Sedangkan PTMT di SDN Puropakualaman Kota Yogyakarta terlihat lebih sepi. Hanya siswa kelas 6 yang mengikuti PTMT.

Dari hasil pemantauan selama tiga hari pelaksanaan PTMT tersebut, Forpi memberi catatan, evaluasi, sekaligus memberikan rekomendasi sebagai bahan perbaikan. Harapannya, pelaksanaan PTMT ke depan lebih baik.

“Pertama, pentingnya kejujuran dari siswa dan orangtua/wali murid terkait kondisi kesehatan siswa. Artinya, bila siswa tengah sakit, jangan dipaksakan untuk tetap berangkat sekolah,” kata Baharuddin Kamba, anggota Forpi Kota Yogyakarta.

Kamba menambahkan, kedua, Forpi Kota Yogyakarta meminta pihak sekolah memastikan persentase siswa yang sudah divaksin mencapai 80 persen lebih.

“Bisa jadi, ada siswa kelas V, bahkan siswa kelas VI belum berumur 12 tahun, sehingga belum divaksin. Selama prokes tetap dijalan secara ketat dan anak tidak dalam keadaan sakit atau bergejala Covid -19, tidak masalah mengikuti PTMT. Jangan dipaksakan anak untuk ikut vaksinasi, tetapi perlu ada edukasi tentang pentingnya  vaksinasi bagi pelajar,” katanya.

Selanjutnya, masukan dari Forpi Kota Yogyakarta berikutnya adalah  perlu diingatkan lagi bagi petugas yang mengukur suhu tubuh para tamu.

“Harus mengecek suhu tubuh setiap tamu yang masuk ke sekolah dengan benar. Jangan kendor,” pintanya.

Terakhir, Forpi Kota Yogyaakta meminta pihak Disdikpora Kota Yogyakarta melakukan pengawasan atas pelaksanaan PTMT. Hal tersebut penting agar pelaksanaan PTMT berjalan lancer, termasuk penerapan protokol kesehatannya.(****)

3 thoughts on “Forpi Kota Yogyakarta : Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berjalan Lancar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *