Pekerja Migran Indonesia Masih Bekerja, Kesempatan Kuliah di Luar Negeri
JAKARTA – Kompetisi global yang super cepat membuat semua orang perlu terus meningkatkan kualitas diri. Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau dulunya sering disebut TKI diajak untuk terus meningkatkan kompetensinya dengan ikut kuliah. Walaupun, para pekerja migran tersebut telah memperoleh penghasilan yang lebih dari cukup di luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi DKI Jakarta Dr. Paristiyanti Nurwardani di hadapan ratusan pekerja migran Indonesia yang ada di Korea Selatan dalam Webinar Online Universitas Siber Asia, Minggu malam (20/02/2022). Webinar tersebut juga dihadiri Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul, Pimpinan Universitas Siber Asia, dan Komunitas SEVIMA.
Lebih lanjut, Paristiyanti mengajak pekerja migran Indonesia memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan pemerintah berupa kuliah online.
“Sekarang belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, siapa saja tanpa mengenal batas usia ataupun pekerjaan. Saya mendorong PMI, walaupun sudah menjadi pahlawan devisa untuk negara kita, jangan lupa terus belajar untuk perbaikan nasib di masa yang akan datang dengan kompetensi yang luar biasa,” tegas Paristiyanti.
Paristiyanti juga mengajak para PMI tidak ragu berkuliah. Sekarang ini, pihaknya mengawal kuliah online sejak dua tahun lalu mulai diselenggarakan sampai hari ini dengan mengurus akreditasi.
Kuliah Online juga disebutnya menjadi simbol kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Korea Selatan. Tahun 2020, peresmian Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas Siber Asia dilakukan Wakil Presiden RI Prof. Ma’ruf Amin, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan Pejabat Tinggi dari Korea Selatan. Kampus tersebut dipimpin Rektor Asing pertama di Indonesia, yakni Jang Youn Cho PhD yang berkebangsaan Korea Selatan.
“Saya bisa memberi penjaminan mutu sebagai Kepala LLDIKTI Jakarta, bahwa fasilitas dan pengajar kuliah online, menguasai teknologi dan mengajak mahasiswanya menguasai teknologi masa depan,” ungkap Paristiyanti.
Kompetensi masa depan, juga dijabarkan Paristiyanti. Menurutnya, ada lebih dari 10 bidang. Di antaranya, menulis secara akademik, digital marketing, pengembangan produk, analisis data, kecerdasan buatan (Artificial Intelligent), cloud computing, working with people, dan penggunaan teknologi.
Sekarang ini, investasi dan lapangan pekerjaan di industri yang membutuhkan kompetensi masa depan juga tumbuh cepat. Berdasarkan statistik, Korea Selatan menjadi investor ketiga terbesar di Indonesia. Investasi yang ditanamkan mayoritas di bidang manufaktur dan digital. Sehingga bisa dipastikan, tren pekerjaan yang bermitra dengan Korea Selatan ke depan akan beralih dari pekerjaan padat karya menjadi pekerjaan cerdas. Di sinilah pentingnya PMI untuk meningkatkan kompetensi, agar mampu bertahan dan meningkatkan karir di tengah cepatnya perkembangan teknologi. “Itu semua top 10 skills yang akan terjadi di tahun 2025 dan di masa yang akan datang. Skills ini bahkan 10 tahun lalu belum ada. Ayo upgrade kompetensi diri agar sukses terus kedepannya,” ajanya.
Senada, Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul Zelda Wulan Kartika menegaskan pentingnya PMI berkuliah. Saat ini, baru 1 persen PMI di Korea yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi minimal sarjana. Angka ini berarti, PMI yang berkuliah hanya 280 orang, dari 34 ribu Warga Negara Indonesia yang bekerja di Korea Selatan.
“KBRI Seoul secara aktif memfasilitasi dan selalu mendorong seluruh WNI yang berdomisili di Korea, khususnya para PMI untuk terus meningkatkan kompetensinya. Termasuk kuliah online sebagai langkah percepatan bagi para pekerja Indonesia untuk bisa kuliah,” kata Zelda.(****)
Будьте в тренде – узнайте самые горячие модные новинки!
https://allday.kr.ua