Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur di Kawasan Candi Borobudur Ajak Pengunjung Nikmati Kehidupan Masa Lalu
MAGELANG – Destinasi wisata baru hadir di wilayah kawasan Candi Bororbudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Yakni, Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur. Keduan museum tersebut, baik Museum Desa maupun Galeri Seni Borobudur menawarkan edukasi sejarah kehidupan masyarakat pedusunan pada masa lampau, dalam konsep kekinian. Dua museum tersebut berada di Desa Karangrejo Kabupaten Magelang.
Umar Chusaini, pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur menjelaskan, museum desa memberikan edukasi tentang sejarah kepada wisatawan, terutama pada generasi muda. Menurut Umar, isi dari Museum Desa tersebut menggambarkan kehidupan masa lalu, peninggalan nenek moyang sebelum Indonesia merdeka. Seperti bentuk rumah petani Jawa, joglo limasan, berbagai peralatan pertanian, perabot rumah tangga, pusaka, kitab kuno, dan lainnya.
“Apa yang ada di desa, terutama Karangrejo juga ditampilkan di museum ini. Seperti rumah petani, rumah masyarakat biasa,” papar Umar, beberapa waktu lalu (29/12/2024).
Pembukaan Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur dilaksanakan pada Kamis (26/12/2024) dengan pertunjukan teatrikal barong kuda lumping oleh sejumlah seniman. Ini dilanjutkan aksi melukis mural pada mobil.
Lebih lanjut Umar menjelaskan, selain itu juga menampilkan ribuan koleksi benda benda kuno yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Borobudur dan sekitarnya, juga berbagai karya seni hasil karya para seniman saat ini. “Semua karya seni itu merupakan suatu kebanggaan dari kreativitas dan imajinasi seniman di sekitar Candi Borobudur. Seperti patung Budha terkecil, keris terkecil, patung, dan berbagai lukisan kanvas. Ada benda-benda seni yang lain, dari seniman yang tinggal di Borobudur dan sekitarnya,” paparnya.
Umar meneruskan, semua benda yang dipamerkan merupakan koleksi pribadi dari proses panjang selama puluhan tahun. “Sedangkan koleksi paling tua yang dipamerkan sementara ini adalah buku tulisan tangan beraksara Jawa kuno yang diperkirakan ada sejak abad ke-17 dari daerah Temanggung,” imbuhnya.
Semua benda yang dipajang berusia tua dan butuh biaya perawatan. Karenanya, pengelola Museum Desa berencana menerapkan tiket masuk yang cukup terjangkau, sekitar Rp 20.000 per orang.
Nantinya, pengunjung akan dimanjakan dengan nostalgia dan pengetahuan berbagai sejarah leluhur, dari dusun-dusun yang kini sulit didapatkan.
Noer Ayudia Ajeng, seorang pengunjung Museum Desa mengaku kagum, karena bisa merasakan seperti pada zaman dulu. “Pertama kali tahu ada museum desa langsung datang. Apalagi ini seperti suasana zaman dulu banget, kiya dibikin kagum tidak cuma tempat bisa untuk foto-foto saja, tetapi juga mendapat banyak pelajaran,” pungkasnya. (****)
Pleaase lett me knlw iff you’re looking for a artcle writer
forr your blog. You haqve some really grdeat articles
and I believe I would bee a good asset. If yyou ever wsnt too takee some of thhe load off, I’d really lkke to writee soe articles for yoiur bllog
iin exchange for a linhk bawck to mine. Plwase bllast mee
aan e-mail iif interested. Regards!
https://www.telqq.com Telegram群组,Telegram群组导航。收录Telegram上的优质频道和群组,打造一个高质量Telegram导航。TGNAV收录整理了Telegram上的许多优质频道、群组、机器人,帮助用户发现更多优质的群组。
https://www.tellern.com Telegram应用是开源的,Telegram下载的程序支持可重现的构建。Telegram同时适用于以下环境:Android安卓端,iPhone 和 iPad及MacOS的Apple端,Windows/Mac/Linux桌面版
Noodlemagazine Good post! We will be linking to this particularly great post on our site. Keep up the great writing
I will riht away clutch your rss feed as I can’t to ind your email subscrription link or e-newsletter service.
Do youu haqve any? Please allow me know in ordfer that I coould subscribe.
Thanks.